Coklat cair di dalam mulut Rini terasa semakin melumer seiring dengan mulai mencairnya suasana hatinya. Ingin rasanya berlama-lama menahan untuk tidak menelan cokelat cair itu.
"Kue coklatnya enak banget, Mas," Rini akhirnya memulai percakapan dengan kalimat agak panjang.
Anda menyodorkan tangan kanannya, mengajak bersalaman, "Panggil Anda aja. Itu resep asli dari saya, lho! Namanya Chocolate Sensation."
Rini menjabat tangan kanan Anda, "Rini."
"Iya," Anda melanjutkan ceritanya. "Ibu saya yang ngajarin bikin kue ini. Dulu, waktu saya coba buatannya pertama kali, saya langsung teriak, 'Enak banget, Ma! Ajarin Anda cara bikinnya, ya?' Langsung dia kasih resepnya ke saya."
Rini menyunggingkan senyum di bibirnya. Tak terasa dia sudah menyendokkan beberapa potong Chocolate Sensation ke dalam mulutnya. Namun, tatapan matanya masih mengisyaratkan kesedihan, sesuatu yang masih menjadi suara hatinya saat itu.
Anda tertawa perlahan sambil berkata,"Rin, kamu itu lucu, ya?"
Rini sedikit tergelak, kemudian balik bertanya, "Emangnya saya kenapa? Kayanya saya ga ngelakuin hal yang bikin orang lain ketawa, deh."
"Ga, sih," jawab Anda. "Kamu ketawa di luar. Tapi, sebenernya kamu masih keliatan sedih."
Rini langsung terdiam. Pandangannya kembali tertunduk ke piring Chocolate Sensation yang tinggal seperempat porsi.
Anda langsung merasa bersalah. "Maaf, Rin," katanya, "saya ga bermaksud untuk ngingetin kamu ke hal yang bikin kamu sedih."
"Ga apa-apa, Nda," jawab Rini sambil berusaha untuk tersenyum. "Bukan salah kamu, kok."
Suasana di meja itu sempat hening sejenak. Rini masih sibuk mengatur suasana hatinya yang masih campur aduk. Tangan kanannya memainkan sendok kecil untuk memakan Chocolate Sensation, sementara tangan kirinya masih menopang dagunya. Pandangannya masih tertuju ke bawah.
Anda pun terlihat salah tingkah, merasa tidak enak karena mengira dirinya telah melakukan suatu kesalahan. Berbeda dengan Rini, Anda malah memalingkan wajahnya, ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, seolah-olah sedang mencari sesuatu. Kedua tangannya diselipkan ke dalam saku celananya, kebiasaannya kalau sedang gelisah.
3 comments:
Penasaraaaannnn.... ;-)
Btw.. untuk cerita ini, kasih label khusus dong.. 'Cerita' atau apa gitu, jadi, kalo mau buka archive-nya bisa langsung.. ;-)
Nice going! Keep writing it ;-)
ih miduth, kamu mahhh ngasihnya nanggung nanggung ;(
@orcalion: heheheh.. mencoba menggali otak lebih dalem mba.. how's yours?
@nda: kan biar org yg baca penasaran.. jd akhirannya dibiarin ngegantung.. but your method is very good nda.. gambar yg merangsang penggalian ide utk bikin cerita.. like it though..
Post a Comment